Kota Bima, Kompasiana - So Sanumbe Pantai Kolo Kota Bima, Terumbu Karang hidup dengan Indah bersama ribuan ikan berwarna warni. Tulisan ini disadur dari liputan Media cetak harian Bima Ekspres, terbitan hari Rabu, 8/1, kemarin.
Dan penulis mencoba meng-greget-kan ‘lukisan’ kata dalam kupasan tersebut tentang Pantai Kolo dengan menambah dan mengubah sedikit redaksi dari liputan itu tanpa mengurangi pesan yang disampaikan kepada Pembaca.
Dan penulis mencoba meng-greget-kan ‘lukisan’ kata dalam kupasan tersebut tentang Pantai Kolo dengan menambah dan mengubah sedikit redaksi dari liputan itu tanpa mengurangi pesan yang disampaikan kepada Pembaca.
“Tak kenal Pantai Kolo, tak kenal Kota Bima” 
begitulah lontaran ungkapan tantangan dari beberapa warga Bima yang 
sempat Beriwisata di Pantai Kolo beberapa hari yang lalu. Sesungguhnya 
seindah apa sich pantai Kolo itu? Hal inilah yang membuat 
sebagian warga Kota dan Kabupaten Bima penasaran dan berjubel-jubel ke 
Pantai Kolo beberapa bulan terakhir ini.
Memang nyatanya, Pantai Kolo menyimpan sejuta
 rasa. Pemandangan alamnya Indah, deburan ombaknya menggoda, gulungan 
beruntun ombak di pesisir pantai itu memacu adrenalin, setiap 
insan penikmat ‘bibir pantai’, tak terkecuali bagi penulis. Tetapi, jika
 mengunjungi Kolo, anda sebaiknya memahami peta wisatanya agar memahami 
tujuan anda ber-Wisata ke Pantai Kolo yang belum tertata dengan baik 
saat ini oleh pemerintah maupun Investor (sementara ini).
Bagi banyak warga Bima, cenderung mengenal 
Kolo itu dengan kawasan perdagangan barang-barang rombengan yang berasal
 dari Singapura, Taiwan dan Hongkong. Disamping itu, Kolo hanyalah salah
 satu dari wilayah yang ada dipesisir kota Bima yang berjejer kearah 
utara. Mulai dari kawasan Pantai Ule, Songgela, Bonto, Kolo. 
Padahal, Kawasan wisata Kolo merupakan rangkaian dari Pantai Soronege, Pantai So Pancala, Pantai Sanumbe, Pantai So Ati, Pantai Sanggopa, Temba Kolo,
 Pecah gelombang, Spot Snorkling, dan Spot Diving. Data ini Berdasarkan 
Peta pemetaan Potensi yang dilakukan KKN PPM UGM NTB 2012 yang lalu. 
Dengan pembagian potensi wisata, Pesisir so Ati, yang merupakan pusat 
Budidaya rumput laut dan Keramba bagi mata pencaharian masyarakat So 
Ati. Pantai So Ati begitu tenang dan tidak berarus, memiliki satu Spot 
Berenang berpasir putih dengan kedalaman 1 meter sepanjang 20 meter dari
 garis pantai. Pantai ini sangat menarik untuk kegiatan Outbond Pantai dan paling tepat sebagai tempat memancing berdiri.
 Pesisir Sanggopa terlihat eksotis dengan pasir kecoklatan berpadu 
dengan pecahan ombak dan karang-karang yang terlihat serta kerang kecil 
yang terhempas dipantai. Selain itu, susunan bagang yang ditambatkan 
ditepian pantai. Pantai Sanggopa merupakan tempat yang representative 
jika ingin menikmati sunset dibalik pegunungan seberang (Pulau Kambing 
dan Pegunungan Soromandi). Bagi wisatwan penikmat sunset, Pantai 
Sanggopa adalah tempat yang paling tepat untuk menciptakan moment-moment
 indah di sore hari.
Pantai Sanggopa diibaratkan bak saudara Kembar pantai Phi Phi
 hailand dengan air kehijauan dan pasir putih bercampur pasir besi 
hitam. Irisan tebing cadas menghiasi dan menambah indah pesona pantai. 
Memiliki terumbu karang yang sehat dan spot champing yang menarik untuk disinggahi. Kembarannya Pantai Phi Phi Thailand juga terdapat di So Sanumbe Kolo
 
Spot Snorkling yang berada di Bonto, memiliki
 terumbu karang yang cukup sehat dan tersebar sepanjang pantai Bonto 
dengan biota beragam dan aneman disertai ikan kecil berwarna warni dapat
 dijumpai pada jarak 20 sampai 40 meter dari bibir pantai.
Sedangkan Pantai Soronehe, tersembunyi 
dibalik tebing Sanumbe dan menjadi batas bibir pantai utara kota Bima 
dan Kabupaten Bima . Areal yang masih alami atau berjamah, areal indah 
untuk beristrhat setelah menikmati Diving dengan hamparan pasir putih 
dan ribuan pohon kelapa. Setelahnya adalah Pantai So Oi Fanda , namun 
masuk dalam kawasan Pantai Kabupaten Bima.
Temba Kolo cukup terkenal ditelinga dan ingatan masyarakat Bima, karena temba Kolo memiliki nilai Histories dalam beberapa Legenda Sang Bima maupun Kisah ‘Fare Pidu’ (Tujuh Bidadari, red).
 Temba Kolo diartikan sebagai Sumur Bidadari, terletak diceruk gunung 
Karai yang konon menjadi cikal bakal desa Kolo. Ditambah adanya batu 
jelmaan bidadari yang memiliki pesona mistik tersendiri bagi masyarakat 
yang semakin men-sugesti bahwa Kolo adalah Pantainya Para Bidadari dari 
Surga. 
Spot snorkling Soronehe, merupakan spot snorkling terbaik di Bima, dengan air yang tidak terlalu deras, tidak terlalu dalam, tidak memiliki palung serta cukup banyak Biota laut yang hidup disepanjang Soronehe ini. Ditambah lagi dengan hamparan pasir putih menjadi pelipu lelah bagi para wisatawan setelah melakukan snorkling dititik ini.
  
Tidak saja untuk Snorkling, namun Soronehe punya Spot Diving yang dipetakan dengan sebutan areal Diving Soronehe I.
 Spot Diving terbaik yang dimiliki Bima ada diareal ini. Letaknya 
berdekatan dengan tebing menyebabkan arus disitu cukup tenang. Juga 
sebagai lokasi yang paling baik berkembang biaknya suatu karang. 
Memiliki gugus karang yang sehat dan besar dengan ribuan ikan yang 
berenang disekitarnya,. 
Pemecah gelombang Kolo yang ada dibagian 
Utara Sebelum So Ati dan So Sanumbe merupakan pemecah gelombang dari 
laut lepas dalam menjaga permukiman dari hantaman gelombang. Alternative
 bagi yang menikmati bagang laut secara lebih dekat dengan desiran angin
 pantai dan deburan ombak laut lepas utara. 
Spot snorkling So Pancala, merupakan spot 
snokling andalan untuk sementara ini pada sepanjang pantai Kolo, 
memiliki sebatang terumbu karang yang indah dan ikan hias berwarna warni
 yang bergerak lincah dikedalaman air. 
Spot Diving Soronehe II,
 merupakan Spot Diving terbaik kedua terletak dipesisir pantai Soronehe 
pada bagian cekungan yang berarus lebih tenang lagi dari Spot Diving Soronehe I, namun memiliki susunan karang dan aneman yang tidak kalah hebatnya dari Soronehe I.
Sepanjang jalan menuju Kolo, anda akan 
menikmati pesona alam dengan aspal mulus menyisir sepanjang pantai. 
Sejak dari pendakian Ule ke utara, pesona alam bagian utara Kota Bima 
meninggalkan kesan. Sejauh mata memandang kearah barat, biru laut 
membentang memanjakan mata, dari bukit sebelah kanan jalur dan 
disebarang terdapat Pulau Kambing yang berdiri sendiri serta jejeran 
bukit dan pegunungan Soromandi serta Donggo yang begitu elok bagi 
siapapun penikmat alam pegunungan sekaligus laut dan pantai. 
Namun, anda harus berhati-hati, karena ada 
tanjakan menukik dan menantang sebelum areal PLTU Bonto dan ujung 
lingkungan Bonto. Bagi kalangan Pencinta wisata Adventure, 
Pantai yang membentang sepanjang Ule hingga Kolo adalah ‘Surga’ yang 
menawan. Namun lagi-lagi, kawasan sepanjang pantai ini belum begitu 
digarap dan dikelola oleh pemerintah, meskipun dalam seminggu tidak 
kurang dari 1.000 hingga 3.000 pelancong memadati jalur aspal Hotmix menuju Pantai Kolo. 
Bagi anda yang pernah ke Pantai Phiphi Thailand atau Malimbu di Senggigi atau jalur Bukit Cinta di Labuanbajo – Flores, Pantai Kolo lebih indah dan lebih amoy
 bila ditata dan dikelola dengan baik dan benar. Anda tertarik…?? 
Rencanakan berwisata ke Kolo mulai hari ini dengan mengunjungi Spot-Spot
 yang ada atau Ingin membangun Usaha Penyewaan Alat Selam 
(Snokel/Diving) sangat tepat dan menggiurkan. 

 
 
Menteri  Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, 
Mari Elka Pangestu, saat berada di Bima pada Peresmian Penerbangan 
Garuda Rute Bali – Bima, 3 desember 2013 yang lalu, menyatakan 
kekagumannya mengetahui dan disodorkan foto-foto Potensi Pantai Kolo 
yang juga masuk dalam Pengembangan Wisata Pesisir Koridor VII itu. “Saya
 Kagum dengan Panorama Pantai Kolo, lengkap dengan Snorkling dan 
Diving-nya, ini potensi yang luar biasa, saya akan bahas di kementrian 
atas hal ini sekaligus mendatanya dengan skala prioritas” Ungkap Menteri
 di Paruga Na’e Convetional Hall – Kota Bima. 
Dahlan Iskan, pada tahun 2005 yang lalu (saat itu Dahlan Iskan masih menjabat Direktur PLN), pada saat melakukan Peletakan Batu pertama pembangunan PLTU Bonto di Kolo, menyatakan kekagumannya dengan wilayah Kolo, lebih-lebih ketika mengetahui potensi-potensi wisata yang dimiliki dari Ule hingga Kolo. Penulis teringat ketika beliau berfoto di tikungan Bonto, beliau menyatakan, “Rugi Kota Bima, bila Pantai Kolo tidak dikelola dengan baik dan dikembangkan menjadi Dinasti Wisata Pantai yang penuh eksotik ini” Ujarnya berdecak kagum dihadapan beberapa wartawan dari Bali Post, Lombok Post serta beberapa Pejabat Kota Bima yang ikut serta.
Apa yang anda pikirkan membaca, melihat foto dan mengetahui potensi Kolo…??
(Sumber: Harian Bimeks, hal 9; Judul Asli: cermati beragam Potensi ini Jika ke Kolo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar