29 Maret 2017

Hari ini aku memulai hari yang buruk, begitu buruk. Tadi malam aku begadang sampai jam 3 untuk menunggu acara sepakbola karena aku taruhan, namun karena siaran yang gak ada akhirnya aku tidur dan berharap hariku esok dimulai dengan senyuman karena itu menentukan kabar kemenangan yang akan aku dapatkan, namun pagi-pagi bapakku membangunkanku dan itu membuat aku emosi saat aku tak cukup tidur, aku terpaksa bangun dengan hati yang marah, aku sudah mulai menduga aku pasti akan mendapat kabar buruk tentang taruhanku, aku takut untuk melihat skor namun akhirnya aku lihat dan benar ternyata hasilnya aku kalah.
Hari yang diawali dengan rasa marah, dan selanjutnya pun pasti berjalan dengan penuh amarah, hari-hariku benar-benar banyak yang membuatku marah, ada-ada saja hal yang membuatku emosi walaupun ada hal-hal yang membuatku senang.

Sampai sekarang aku masih menitipkan hp ku di santi, gadis yang selalu menjadi penghiburku di saat aku bersedih dan sakit hati mikirin dia, aku menitipkan hp ku karena aku tidak mau terus sms atau menelpon dia, jika aku memegang hp pastilah ada saja hal yang ingin aku katakan kepadanya dan jelas itu membuat dia semakin merasa tinggi dan tidak peduli denganku, mungkin aku harus menjauhinya dan cara satu-satunya adalah tidak memakai handphone. Aku selalu berharap dia akan datang kepadaku tiap hari, aku selalu berharap dia muncul dalam mimpiku, dan saat aku bermimpi bersama dia rasanya aku ingin tidur untuk selamanya. Aku serasa tak berani menghadapi kenyataan di dunia ini yang semakin memburuk, orang-orang yang berhati setia sepertiku hanya mendapat rasa sakit saat mencintai orang. Ini bukanlah duniaku lagi, dunia ini sudah semakin gila, seakan-akan aku tidak lagi menemukan wanita yang baik dan setia. Bahkan orang yang aku cintai saat inipun aku tak tau. Aku selalu berharap Allah menjaganya dari godaan dunia yang penuh dengan dosa ini, aku selalu memikirkan dia tiap saat bahkan tiap detik, aku tak tau lagi harus berbuat apa.

Hari ini aku rasanya seperti kembali kelelahan dan merasakan sakit di paru-paruku, apakah mungkin umurku semakin dekat, aku semakin takut meniggalkan dunia ini walaupun di sisi lain aku merasa lega saat mengetahui kalau umurku tinggal sebentar lagi karena dengan begitu aku jadi terbebas dari pikiran-pikiran tentang dia yang membuatku tersiksa karena dia tak ada disampingku, saat dia ada disampingku mungkin mencintai dia adalah hal yang begitu indah, namun saat dia pergi jauh dan tak peduli lagi denganku, mencintainya adalah hal yang paling menyakitkan di dunia ini dan mungkin dialah orang terakhir yang aku cintai. Aku tak tau apa yang akan terjadi, aku tak tau apa maksud tuhan mengirim dia untukku seperti seakan-akan semuanya sudah di atur, namun apapun itu yang aku tau umurku sudah tak lama lagi, jadi aku hanya bisa berpasrah dengan apa yang terjadi, aku hanya bisa berdoa kalau sebelum aku meninggalkan dunia ini untuk selamanya, aku menikah dengan Nursakinah dan dia  menjadi istri yang setia kepadaku, dan aku bisa menjalani sisa hidupku bersamanya hingga aku mati nanti.
I LovE YOU MY BABY