Sabtu, 14 Maret 2015

Cerita Humor : Hari Sial





Waktu itu hari senin aku bangun pagi sekitar jam setengah 7, sudah bisa ditebak aku akan terlambat ke sekolah apa lagi hari senin ada upacara bendera, sebenarnya dari malam aku berniat bangun subuh dan mencari ketenangan karena entah kenapa, jika aku merasa senang dan tenang setelah bangun pagi aku akan merasa senang sepanjang hari itu dan begitu pula sebaliknya tapi perasaanku menunjukkan rasa tidak enak, masalah utamanya adalah hari itu adalah hari penting buatku dan aku harus merasa senang di saat bangun pagi, di hari itu aku akan meminta jawaban dari seorang cewek (gue kaya orang minta uang saja, emang dia emak gue apa!), aku meminta jawaban setelah aku menembaknya di hari sabtu (kaya perampok aja gue tembak-tembak anak orang ga bersalah, mati baru tau rasa! Hehehe) dan hari senin aku akan menerima jawabannya karena kebetulan hari minggu libur jadi dia gak melayani tembak-tembakan!, so hari senin adalah hari penentuan apakah aku jadi pacarnya dia atau gak(spesial amet, palingan besok putus lagi!).
Lanjut cerita, akhirnya aku putusin mandi 4 centong aja biar ga telat ntar, masalah bau badan mah disiram pake parfum selesai. Aku pun pergi ke sekolah bersama teman dekat rumahku, sambil jalan menuju  ke sekolah aku sambil membakar rokok ni, maklum lah anak gaul jadi harus ngerokok (Hehehe), tapi aku kaget setelah bapak tiba-tiba muncul dari belakang dengan motornya, sakin takut ketahuan rokok itu langsung aku remas pake tanganku dan  yang paling parah asapnya udah keburu masuk di mulutku jadi mau gak mau aku harus menahan asapnya di dalam mana bapakku ngajak ngomong lagi,
“Kenapa jalan santai-santai orang sudah mau masuk sekolah tuh!” kata bapakku sambil menatapku
“mmm..hmmm” aku hanya bisa tersenyum sambil ngangguk-ngangguk,
“kamu kenapa?” tanya bapakku,
Aku pun mulai gelisah, “mau aku jawab, asapnya malah keluar ntar, ga dijawab di bilang gila lagi” bisikku dalam hati, dan aku hanya bisa menjawabnya dengan senyuman.
“kamu baik-baik saja kan, kamu gak lagi gila kan?” tanya bapakku,
“emang gue sering gila kali ya ditanya seperti itu” kataku dalam hati, dan akhirnya nafasku lega setelah bapakku langsung pergi meninggalkan kita begitu saja.
“huffffff, uhu! Uhu! Uhu!” ku keluarkan asap itu sambil batuk-batuk dan temanku di samping ketawanya minta ampun melihatku sampai-sampai dahaknya tiba-tiba keluar dari  mulutnya karena pada saat itu dia lagi batuk berdahak, akhirnya aku melanjutkan perjalanan ke sekolah namun ada yang salah dengan pakaianku saat itu, eh ternyata dahak temanku tadi mengenai bajuku dan itu membuatku marah, sampai di sekolah bukannya langsung ke kelas untuk bersiap upacara malah sibuk mencuci bajuku yang terkena dahak temanku di WC sekolah (kotornya minta ampun boooo!) dan pas aku keluar dari WC upacara sudah dimulai dan aku langsung ke barisan kelasku dan kebetulan saat itu pembina upacara sedang membacakan pancasila nih,
“Pancasila” sebut pembina upacara
“Pancasona” jawab 8 orang teman kelasku yang sedang berbaris di depanku
“Satu” sebut si pembina,
“One” jawab teman kelasku lagi,
dan pembina melanjutkan membaca sila pertama, namun 8 temanku itu malah menjawabnya lebih pelan dan berirama seperti lagu Haji Rhoma Irama, akibatnya setelah siswa lain selesai mengikuti bacaannya kelas kami masih membacanya dan pasti terdengar oleh pembinanya, begitu seterusnya sampai sila terakhir, al hasil semua mata tersorot pada kelas kami namun tak terjadi apa-apa saat itu, setelah melewati semua rangkaian kegiatan upacara di bawah terik matahari pagi tersebut semua anggota osis dan keamanan langsung menghadang kelas kami, bukannya malah istirahat setelah capek berdiri di bawah sinar matahari kami malah disuruh menghadap ke kepala sekolah, dan pasti kamu bisa menebak nih apa yang terjadi setelah itu, kami langsung di suruh berjemur di bawah sinar matahari selama jam pertama dan kedua berlangsung, ulah kedelapan temanku itu membuatku dan semua teman sekelasku ikut di hukum di tengah lapangan di bawah sinar matahari sambil menghormat Bendera Merah Putih dan disaksikan semua siswa di sekolah itu (termasuk calon pacarku juga), aku yang sudah berdandan rapi, memakai cream untuk kulit muka dan parfum dari rumah agar tampil sempurna di depan calon pacarku nanti sia-sia sudah, cream di wajahku mencair dan membuat wajahku kusam, dekil dan semakin hitam saja, badan yang disirami parfum dan pakaian yang sudah rapi langsung basah oleh keringatku, argghhh! Rasanya ingin teriak saja.
Setelah hukuman selesai kami semua langsung masuk ke kelas dan kedelapan temanku itu bukannya malah disalahin sama teman-temannya tapi malah di sanjung karena berani dan membuat lucu, mukaku yang asli hitam, jelek, dan dekil saat itu semakin jelek oleh muka marahku, aku masuk ke kelas dengan muka marah dan memukul pintu kelas namun sialnya datang lagi, saat aku memuku pintu tersebut kebetulan temanku sedang menutupnya dan akhirnya tanganku terjepit oleh pintu tersebut, akupun berteriak kesakitan,
“loh kenapa sat?” kata temanku yang menutup pintu tersebut, namun aku tak bisa menjawabnya dan hanya bisa berteriak dan membanting-banting kaki karena sakit itu, tapi semua temanku malah bingung melihatku, mereka kira aku sedang berlatih teriak untuk konser musik underground karena biasanya sih emang begitu, tak ada satupun yang bergerak mengeluarkan tanganku yang terjepit dan tanpa basa-basi aku langsung memukul temanku itu dan menunjukkan tanganku yang terjepit dan peristiwa itu membuat semua teman kelasku tertawa. Mukaku langsung pucat menuju ke bangkuku, ku simpan tas dan diam seperti patung pahlawan di tengah jalan.
Semua kejadian pagi itu membuatku takut untuk meminta jawaban dari calon pacarku tersebut karena tau bakal kena sial lagi, dan aku memutuskan untuk diam. Jam pelajaran di mulai dan pak guruku masuk dan langsung mencatat di papan, namun ada yang aneh saat itu yang membuat teman-temanku tersenyum melihat guruku di depan, eh! Ternyata celana guruku itu robek sedikit pas tepat di pantatnya, aku pun mulai menertawakannya sedikit  namun guruku itu tidak sadar juga sampai dia keluar lagi setelah jamnya selesai, entah siapa lagi yang akan menyaksikannya nanti. Hari itu aku memutuskan untuk tidak menemui dan meminta jawaban di calon pacarku dan aku akan menunggu sampai esok hari. Sepanjang hari itu banyak sekali peristiwa yang menertawakanku maupun membuatku sakit, dan setelah besoknya aku mau meminta jawaban dari calon pacarku itu tiba-tiba aku melihatnya bergandengan tangan denga cowok lain, entah apa maksudnya berjalan depan kelasku sambil menggandeng tangan cowok lain tapi itu membuatku cemburu dan menyerah untuk mendapatkannya. Aksi tembak-tembakkan ku percuma sudah, toh jawabannya juga gak aku terima, soo! Aku cari yang lain saja lah!!!!!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar