Kisah Nyata : Kematian Tragis Sang Pembalap Liar

Firdaus mengisi hari-harinya dengan mengurusi motornya, motor Satria 2 tak itu telah menjadi sahabat sekaligus kekasihnya, dengan motor itulah dia sering meraih kemenangan di arena balapan liar dan dengan motor itu pula dia sering mengalami kecelakaan walaupun tidak begitu parah namun terkadang itu menjadi teguran yang tidak pernah dia hiraukan. Keberanian adalah senjata utamanya untuk memenangkan balapan walaupun terkadang sifat berani itu selalu hampir menghilangkan nyawanya. Remaja satu ini memiliki keberanian yang amat tinggi di arena balapan dan dia akan melakukan apa saja untuk mengalahkan lawan-lawannya walaupun nyawa taruhannya. Dia bukanlah sang pembalap terkenal namun dia memiliki sifat dan karakter seorang pembalap internasional, dan sifat inilah yang dia tanamkan dalam dirinya untuk mencukupi kehidupannya.

Pada hari kamis pagi dia pergi ke rumah kekasihnya dan mengajaknya jalan-jalan keluar.

“Pagi sayang.. kita keluar yuk!!” ajaknya dengan nada yang lembut,

Kekasihnya tertawa sembari berkata “tumben kamu berkata lembut sama aku, mimpi apa kamu semalam sampai-sampai kamu bersikap lembut seperti ini?”

Dia hanya tersenyum mendengar kata-kata kekasihnya tersebut.

“Ayolah, mungkin besok-besok kita tidak punya waktu lagi untuk seperti ini” jawabnya.

“emang besok kamu mau pergi kemana ha?” tanya sang kekasih sambil tertawa mengejek, dan mereka pun pergi keluar bersama. Hari itu Firdaus bersikap berbeda seperti biasanya, dia yang jarang tersenyum di depan kekasihnya kini bersikap seolah-olah sebagai romeo.

Firdaus jalan-jalan bersama kekasihnya dengan memakai motor Satrianya sepanjang hari itu, mereka berdua menikmati hari itu dari pagi hingga petang, mereka pergi ke tempat yang tak pernah mereka kunjungi dan hari itu adalah hari terindah bagi mereka berdua.

“Sayang, aku sangat senang sekali hari ini..Aku tak pernah sebahagia ini dan entah kenapa aku merasa kebahagiaan ini ada imbalannya” tutur sang kekasih.

Firdaus tersenyum dan berkata “Sekali-sekali lah kita seperti ini, selama ini aku hanya sibuk dengan motorku, kali ini aku ingin sibuk dengan motorku dan kamu juga.. barangkali aja besok aku sudah ga ada lagi, hehehe!” katanya sambil tertawa.

“ngomong apa sih kamu, jangan ngomong seperti itu nanti kualat loh” jawab sang kekasih.

Mereka menghabiskan waktu bersama sambil berbagi canda tawa. Malam harinya Firdaus meminta ijin kepada kekasihnya untuk pergi mengunjungi teman-temannya, dengan rasa agak sedikit takut kekasihnya pun mengijinkannya untuk pergi.

Malam itu Firdaus pergi mengunjungi semua teman-temannya dan tempat-tempat dia biasa nongkrong bersama teman-temannya, namun ada yang aneh dari sikap Firdaus di malam itu, tidak seperti biasanya datang dengan wajah ceria, saat itu Firdaus datang hanya dengan tersenyum seolah senyuman sang malaikat, dia datang mengunjungi setiap teman-temannya dan tempat-tempat dia bersama teman-temannya duduk nongkrong, namun ada yanga sangat berbeda dari sikap dia saat itu, sebelum dia pergi meninggalkan teman-temannya dia menyalami semua teman-temannya bahkan orang yang tak dia kenal dan meminta maaf, setelah itu dia pergi dan mengatakan “aku pergi dulu ya teman-teman”. Teman-temannya hanya bisa tertawa sambil keheranan dengan sikapnya tersebut, “tumben kamu salaman sama kita sambil meminta maaf, mau pergi kemana kamu bro?” ucap teman-temannya setiap dia berkunjung, namun dia hanya menjawab “Aku mau pergi dulu” sambil tersenyum.

Malam semakin larut, setelah pergi mengunjungi semua temannya dia datang kembali ke rumah kekasihnya dan meminta  ijin untuk pergi.

“Sayang, aku datang kesini mau bilang kalau aku sayang sekali sama kamu, aku mau pergi!” ucapnya sambil tersenyum. Entah apa yang ada di benakknya saat itu, tak ada seorangpun yang tau akan perubahannya tersebut.

“kamu mau kemana?” tanya kekasihnya serius,

“gak kok, aku Cuma mau pergi” jawabnya, kekasihnya semakin ragu-ragu dengan sikapnya itu dan melarangnya untuk pergi namun dia bersikeras untuk pergi.

Saat dia pergi tak ada yang tau dia dalam keadaan mabuk atau apa, namun pada malam itu dia kelihatan berbeda dan berlari sangat kencang dengan motornya, saat itu dia berlari kencang dengan motornya melintasi jalan di Taman ria, Kota Bima, salah satu tempat yang dikenal sangat angker dan sepi, di samping jalan itu terdapat gunung kecil tempat kuburan jaman dahulu dan tak pernah ada orang yang naik ke gunung itu walaupun banyak hiasan yang terdapat di gunung itu.. Saat itu tengah malam dan jarang orang yang melewati jalan itu, dia berlari sangat kencang hingga pada saat melewati tikungan dia tidak mampu lagi mengendalikan motornya dan menabrak tangga tempat naik ke gunung tersebut dan akhirnya dia tewas. Tak ada satupun orang yang melihat kejadian itu karena kebetulan tak ada rumah di sekitar situ, menjelang subuh orang menemukan mayatnya sudah terkapar di pinggir jalan tersebut bersama motornya yang hancur, tangga yang berbahan dasar batu tersebut hancur begitu saja dia tabrak.

Setelah mengetahui identitasnya orang-orang sekitar yang lewat yang menemukan mayat tersebut langsung membawa ke rumahnya. Kabar itu membuat geger warga, ibu nya yang melihat anaknya sudah tak bernyawa lagi langsung pingsan, paginya kematiannya di umumkan dan kekasihnya datang untuk melihatnya, tangisan sang kekasih seolah memecah semuanya, ia hanya bisa menangis dan berteriak melihat kekasihnya yang telah tinggal jasadnya saja. Semuanya telah selesai, entah apa yang ada di benak Firdaus hari sebelum kematiannya itu sampai dia berubah sikap, namun sekarang semua itu terjawab sudah, ternyata perubahan sikapnya itu adalah menandakan kepergiannya untuk selamanya.